Pecinta drama Korea tentu sudah familiar dengan bahasa slank alias kekinian yang sering muncul dalam dialognya. Nah, beda kasusnya kalau kamu nonton drama Korea berlatar sejarah. Banyak istilah unik yang akan kamu temukan dan mungkin bikin bingung. Nah, ini ada beberapa istilah drama bertema sejarah yang meski kamu tahu, sebelum memutuskan nonton dramanya.
1. Wang (Raja)

Pastinya dia adalah sosok yang paling penting di kerajaan. Kamu bisa mengenalinya dari jubah dan simbol yang disematkan. Hiasan kepala atau mahkota juga jadi penanda penting, termasuk singgasananya.
2. Wang-myong/ Go-meyong (Dekrit/ Wasiat Raja)
Ini adalah istilah untuk pengumuman yang dikeluarkan Raja saat sedang sekarat. Biasanya termasuk didalamnya adalah wasiat dan nama penerus tahtanya.
3. Wangbi/ Daebi (Ratu/ Ibunda Ratu)
Wangbi artinya Ratu, ini adalah sebutan untuk istri Raja, sedangkan daebi artinya Ibunda Ratu, istri Raja sebelumnya. Biasanya, diterjemahkan sebagai Ibu Suri dan ia bertindak sebagai penguasa jika putra mahkota masih terlalu muda.
4. Jeonha/ Mama (Yang Mulia)
Kata ini akan sangat sering kamu dengar di drama berlatar sejarah, terutama di kalangan kerajaan. Kata Jeonja biasanya digunakan sebagai sapaan terharap sang Raja, sedangkan Mama kerap digunakan untuk menyapa Ratu. Kata lain yang sering jadi pengganti sapaan adalah ‘Pyeha’, artinya sama-sama: Yang Mulia.
5. Wangseja (Putra Mahkota)

Ini adalah sebutan untuk putra tertua yang akan menggantikan posisi raja. Biasanya sering disingkat menjadi ‘seja’ dan ditambah ‘jeoha’ yang artinya: Yang Mulia. Nah, sebelum resmi jadi putra mahkota, ia biasanya dipanggil ‘Wonja’.
6Gongju (Tuan Putri)
Kata ini biasanya dipakai untuk memanggil anak perempuan Raja dengan Ratunya. Kadang kamu bisa mendengarnya dipanggil ‘gongju-mama’.
7. Agasshi (Nona)

Kata ini sering kamu dengar di drama berlatar kerajaan dari para pelayan ketika memanggil anak majikannya. Biasanya ditujukan untuk anak perempuan.
Report Comment
You must login to report comment